Selasa, 24 Februari 2009

BAHAN PEMBINAAN DISTRIK IV

PENTINGNYA SUATU KUNJUNGAN PASTORAL (SEELSORGE)
Ramli SN Harahap

Seelsorge adalah pemeliharaan dan pengawasan jiwa atau roh. Inilah tugas jemaat kepada para anggotanya. Tugas yang berat. Sering dalam gereja pemeliharaan dan pengawasan kepada para anggota jemaat kurang memadai. Barangkali pendeta/sintua senang apabila banyak orang datang ke kebaktiannya, sedangkan bagaimana keadaan rohani orang-orang itu tidak diperhatikan. Ada pula pendeta/sintua yang sibuk menjaga agar tidak ada seorangpun anggota gerejanya yang sesat terhilang ke kandang orang lain. Ini semua baik, tetapi jangan itu saja! Pemeliharaan dan pengawasan kepada para anggota lebih dari pada ini.
Apakah maksudnya pemeliharaan? Ini pemeliharaan bagi para orang kudus di dalam jemaat Kristus. Pemeliharaan ini mencakup beberapa faktor.
Pertama, persekutuan (Kis. 4:23; 2:42; Ibr. 10:24,25). Persekutuan ini bukan melulu dalam kebaktian di gereja, tetapi juga dalam kunjungan, doa, saling menasihati dan saling melayani. Persekutuan jangan sampai mengambil seluruh waktu orang Kristen! Memang persekutuan penting sekali, tetapi tidak usah setiap malam ada persekutuan atau kebaktian. Kalau orang-orang Kristen setiap waktu "dipaksa" ikut persekutuan saja, kapan ia dapat bersekutu dengan keluarganya? Nanti tanggung jawab dalam keluarga masing-masing dapat terlalai dan rumah tangga bisa berantakan. Kalau selalu persekutuan saja, kapan akan keluar menginjil? Kekristenan tidak terdiri dari "kesibukan dalam persekutuan" belaka. Hendaklah ada keseimbangan dengan yang lain-lain.
Kedua, pengajaran Firman Allah (Kis. 2:42; Ef. 4:12-16). Para anggota jemaat seharusnya sungguh memerhatikan acara Pendalaman Alkitab (Bible Study) di gereja. Sedangkan gereja yang tak mempunyai Pendalaman Alkitab bagi para anggotanya, harus mengadakannya. Jemaat setempat mestinya juga berfungsi sebagai Sekolah Alkitab yang praktis yang membawa orang percaya baru kepada kedewasaan rohani. Tuhan Yesus tidak membuka sekolah Alkitab. Kedua belas rasul pun tidak membuka sekolah Alkitab. Tetapi Tuhan Yesus dan rasul-rasul sungguh mengajarkan Firman Allah kepada orangorang percaya. Ini tidak berarti kita tidak boleh mendirikan sekolah Alkitab. Boleh saja! Hanya, hendaknya setiap jemaat Kristus menjadi tempat di mana Firman Allah sungguh diajarkan.
Ketiga, pelayanan upacara-upacara, yaitu baptisan dan perjamuan Tuhan. Keempat, pelayanan sosial - yang menyangkut kebutuhan jasmani anggota jemaat setempat juga perlu diperhatikan. Dalam Kisah Para Rasul 6:1-6 ada contoh di mana kebutuhan sosial janda-janda di dalam jemaat itu sangat diperhatikan dan diurus dengan baik. Malah keduabelas rasul itu membentuk semacam panitia yang anggota-anggotanya diambil dari jemaat itu sendiri untuk menolong para janda tersebut. Ayat-ayat lain yang menyebutkan hal ini ialah antara lain, 1Timotius 5:3-6; Roma 12:13; Kis. 11:27-30; dan sebagainya. Malahan rasul Paulus menganjurkan agar apabila satu jemaat di suatu tempat sedang menderita kekurangan, maka jemaat di tempat lain harus berusaha menolongnya (2 Korintus 8:1- 15). Mengapa Alkitab menganjurkan demikian? Seperti kata Paulus, "supaya ada keseimbangan" di antara orang Kristen! Jangan sampai di dalam jemaat duduk dua orang bersama-sama, di mana yang satu datang ke kebaktian naik mobil dengan perut kenyang dan kantong penuh uang, sedangkan yang lain berjalan kaki dengan perut lapar dan kantong kempis, dan tidak diperhatikan sama sekali oleh yang berkelebihan itu! Kasih Kristus di antara orang Kristen seyogyanya jangan hanya di bibir saja, melainkan harus dinyatakan dalam perbuatan. Dan saya yakin, apabila dunia melihat bagaimana di antara sesama orang Kristen ada satu kasih yang nyata - yaitu saling tolong menolong dan saling memerhatikan kebutuhan yang lain - akan ada lebih banyak orang yang mau bertobat kepada Tuhan Yesus dari pada sekarang ini di mana orang- orang Kristen dalam jemaat masing-masing hanya memikirkan kepentingannya sendiri! Cuma, perlu dicatat bahwa pelayanan sosial ini harus dikerjakan atau diberikan dengan hati-hati dan bijaksana agar bantuan jasmani itu tidak disalahgunakan oleh sebagian orang. Harus dijaga agar orang tidak lantas menggantungkan dirinya kepada bantuan gereja, melainkan supaya ia tetap berharap dan memandang kepada Tuhan Yesus. Orang-orang Injili yang "terlalu injili" sering menutup mata terhadap kebutuhan jasmani orang lain. Mereka berpendapat bahwa yang terpenting adalah jiwa. Memang betul, tetapi mereka lupa bahwa kebutuhan jasmani juga diperlukan. Hanya sekali lagi, untuk melayani kebutuhan jasmani bagi orang lain ini jemaat harus memakai banyak kebijaksanaan.
Kemudian, apakah maksudnya pengawasan? Pengawasan bagi orang-orang kudus dalam jemaat juga mencakup beberapa faktor. Tidak mudah seorang gembala melakukan pengawasan terhadap anggota-anggotanya, lebih mudah ia mengawasi penyesat-penyesat dari luar. Itulah sebabnya tugas pengawasan terhadap para anggota ini sering dilalaikan. Misalnya, kepada seorang anggota jemaat yang rajin ikut kebaktian, yang banyak memberikan uangnya, apabila kemudian orang ini hidupnya menyeleweng dari firman Tuhan, sulit sekali si pendeta/sintua menegor dia. Atau, iblis akan selalu membisikkan ke telinga kita, "eh, siapakah engkau yang mau menegor orang lain? Apakah engkau sendiri sudah sempurna? ..." Memang tidak ada yang sempurna. Tetapi apabila ada dosa yang nyata di dalam jemaat, maka jemaat setempat mesti bertindak. Mari kita lihat beberapa faktor berhubungan dengan pengawasan ini.
Pertama, jemaat Kristus adalah jemaat yang suci dan tugas pengawasan jemaat dipercayakan oleh Tuhan kepada jemaat itu sendiri (Matius 18:15-17). Jadi, jemaat setempat mempunyai tanggung jawab untuk mendekati anggotanya yang bersalah. Atau datang kepada anggota yang hampir-hampir jatuh dalam suatu jerat. Dengan mengingat diri sendiri tidak sempurna, dan dengan kasih Tuhan, kita hendaknya menasihati orang itu. "Saudara, kalau seorang kedapatan melakukan suatu pelanggaran, maka kamu yang rohani, harus memimpin orang itu ke jalan yang benar dalam roh lemah lembut, sambil menjaga dirimu sendiri (Galatia 6:1,2). Tetapi apa yang sering terjadi dalam gereja bila ada seorang anggotanya yang hidupnya mulai main-main dengan dosa? Bukannya kita datang kepada orang itu langsung untuk menasihati dia, melainkan semua orang di gereja mulai berbisik-bisik satu kepada yang lain mengenai orang itu, tanpa ada seorang pun yang mau menasihati dia. Sebaliknya orang itu malah menjadi bahan pembicaraan semua orang. Ini tidak menolong orang tersebut. Malahan kita justru menjerumuskan dia ke dalam jurang dosa! Betapa sering kita bersalah di hadapan Tuhan dalam masalah ini.
Kedua, pengawasan jemaat mempunyai dua tujuan: (a) menyatakan dan mengeluarkan orang yang tidak benar-benar bertobat dan yang hidupnya hanya senang dalam dosa dari persekutuan Kristen/jemaat ( lih. 1 Yohanes 2:19). Dan (b) mengajar orang percaya agar ia sadar dan kembali kepada jalan yang benar.
Bagaimana tugas pengawasan ini dapat dilaksanakan dengan baik? Alkitab memberikan beberapa petunjuk mengenai pelaksana tugas ini: Apabila seorang bersalah, hendaklah ditegor langsung oleh yang mengetahuinya (Matius 18:15-17). Apabila orang itu tidak mau mendengarkan, barulah membawa seorang atau dua orang saksi lain. Apabila ia masih bersikeras dalam dosanya, seluruh jemaat menasihatinya. Apabila tidak berhasil menyadarkan dia, ia perlu dikucilkan. Pendeta/Sintua jemaat setempat wajib mengambil tindakan apabila ada dosa yang nyata dalam jemaat itu (1 Kor. 5:3-7 ). Seorang yang bertobat dari dosanya, wajib diampuni dan disambut lagi (2 Kor. 2:6-11).
Kesalahan- kesalahan yang bagaimanakah yang seharusnya mendapat bimbingan dari Pendeta/Sintua? Jawabannya secara rinci dan mendetail bisa kita baca dalam Konfesi GKPA dan Ruhut Parmahanion/Pamincangon GKPA. Kita ambil saja contohnya, ajaran sesat (Titus 1:13; 3:10). Apabila ada anggota yang terus mengikuti ajaran sesat, misalnya menolak Ketuhanan Yesus dan sebagainya, ia wajib ditegor. Zinah (1 Kor. 5:1-5). Dosa terbuka (1 Tim. 5:20).
Yang paling penting, dalam melaksanakan tugas pengawasan ini, hendaklah jemaat bertindak dengan adil (1 Tim. 5:19), dengan rendah hati 2 Kor. 10:12), dengan lemah lembut (Galatia 6:1), dan dengan kasih (1 Kor. 13:4). Jemaat yang setia dalam semua ini, penyembahan, pemberitaan Injil, dan pemeliharaan serta pengawasan, akan sungguh menjadi jemaat yang memuliakan Tuhan (Efesus 1:12).

PERANAN KUNJUNGAN PASTORAL
Kunjungan ke rumah tangga adalah merupakan salah satu usaha untuk mengenal lebih dalam lagi tentang yang berhubungan dengan kehidupan keluarga. Manfaat yang dapat diperoleh dari kunjungan:
a. Membina hubungan yang lebih erat antara Pendeta/Sintua dan jemaat secara pribadi.
b. Pendeta/Sintua dapat mengenal keluarga dan kehidupan/suasana kehidupan keluarga jemaat.
c. Pendeta/Sintua dapat mengetahui sekaligus menolong menyelesaikan persoalan - persoalan yang dihadapi jemaat.
d. Pendeta/Sintua dapat mengevaluasi hasil pelayanannya yang telah diterima warga jemaat dalam kehidupannya sehari-hari.
e. Kunjungan ke rumah tangga dapat menjadi pelengkap dan penguat pelayanan Pendeta/Sintua kepada jemaat.
f. Untuk menanamkan keyakinan pada keluarga/jemaat bahwa Pendeta/Sintua turut bertanggung jawab terhadap perkembangan kehidupan jemaat secara keseluruhan.
g. Pendeta/Sintua dapat membina kerjasama yang baik dengan keluarga/jemaat dalam proses pembinaan kerohanian jemaat.
Mengingat ada tujuan yang penting yang harus dicapai dalam acara kunjungan tersebut maka perlu diperhatikan bahwa kunjungan pun harus dipersiapkan dengan baik, misalny: mencari tahu lebih dulu sehubungan dengan karakter keluarga yang akan dikunjungi, membuat persiapan / perencanaan kunjungan sesuai dengan karakter keluarga yang berhubungan dengan: penetapan waktu kunjungan yang tepat, penetapan petugas kunjungan yang dapat diterima (sesuai dengan karakter keluarga), menjaga penampilan yang sopan dan berkenan bagi keluarga yang dikunjungi, mempersiapkan penggunaan bahasa komunikasi yang baik dsb.
Sudah saatnya kita para Pendeta/Sintua di GKPA kembali menghidupkan pelayanan ini jika kita mau ada kemajuan dan perubahan dalam pelayanan kita di GKPA ini. Memang sulit bagi kita, namun jika meminta dan memohon kekuatan kepada Kristus, maka segalanya akan dapat kita jalani dengan baik. Selamat melayani!!!

Tidak ada komentar: